Friday, May 15, 2015

Pengen jadi Youtuber

Good evening, everybody! Aku kali ini mau cerita. Yap, sesuai dengan judulnya aku mau cerita kalau aku pengen jadi youtuber. Bukan! Bukan karena youtuber Indonesia lagi happening. Bukan karena itu. Sebenernya sih lebih karena ya ini emang dari pengennya aku. Aku juga nggak mikir jadi youtuber itu gampang. Nggak dong. Harus konsisten, harus kreatif, harus bisa mempersuasi orang yang nonton, harus menarik, dan harus bisa menampilkan yang berbeda. Kalau mau biasa aja ya nggak bakal maju, bos.




Aku pengen jadi youtuber. Yaa mungkin udah bawaan dari kecil kali ya? Aku dari kecil doyan banget nampil di atas panggung. Ntah itu acara fashion show ataupun ikut kontes nyanyi. Aku inget banget dulu aku pernah minta memohon-mohon ke mama mau ikut 2 acara fashion show dan lomba nyanyi. Mama cuma ngasih izin 1 acara aja. Ya udah deh cuma ikut lomba nyanyi. Saking aku doyan nampil sampe di masukin kursus nyanyi, kursus modelling. Kakakku les piano,  aku juga pengen les piano. Hasil les pianoku dulu sampe 2 kali konser. Cuma abis gitu berhenti nggak diterusin gara-gara guru lesnya ganti sama guru yang galak. Hahaha... Yang masih lanjut sih nyanyi doang. Pengennya sih jadi model, apa daya punya badan kuntet ya udah deh. Hahaha

Selain ikut lomba ini itu, kursus ini itu, aku dulu doyan banget bikin komik. Yaa nggak kayak komik-komik Jepang yang gambarnya bagus dan ceritanya yang wow, tapi lebih komik ringan dan gambarnya juga simple (yah namanya juga anak SD).  Komik yang aku inget banget itu kalo nggak salah judulnya "Kue Mochi". Jadi ceritanya ada ikan duyung (aku gambarnya putri duyung) mereka laper terus pengen makan kue yang paling enak namanya kue mochi. Hahaha... Imaginatif banget ya waktu kecil dulu (gedenya kok malah gini?). Nggak tahu deh kemana semua buku komiknya. Kata mama sih sebagian ada yang mama buang sebagian ada yang disimpen. Ntar deh ya kalo ketemu bukunya aku scan terus aku tulis di blog (kalo inget).



Lanjut ke jaman waktu SMP, sekolah aku dulu tiap tahun selalu ada acara. Baik itu emang acara pensi maupun acara valentine. Aku selalu berkontribusi ikut acaranya. Lebih sering sih ikut lomba fashion show dan lipsing. Lomba lipsing itu selalu langganan 3 tahun juara 1. Lomba fashion sekali doang juara 1 nya. Nggak hanya itu, waktu SMP dulu aku mulai beralih dari komik. Aku mulai bikin cerpen. Biasa banget sih cerpennya. Saking sukanya nulis cerpen, dimana aja waktu luang aku nulis. Nggak tahu ntah idenya muncul dari mana. Lebih sering nulis sih cerpen tentang persahabatan. Ada masa dimana aku kesal dengan orang-orang yang mengolok-olok cerpen aku. Jadi waktu SMP dulu aku pernah nulis cerpan di atas kertas oretan ujian. Waktu ujian kelar masih panjang, bosen, jadi aku nulis deh di atas kertas oretan ujian yang setengahnya masih rada bersih. Aku disitu nulis cerpen tentang friendzone (belum ngetren tuh friendzone dulu), terus kelar ujian aku buang cerpen tadi. Beberapa hari kemudian anak-anak sekelas pada nyindir-nyindir apa isi dari cerpenku. Terus menghina apa isi dari cerpen aku. Aku inget banget dulu. Tapi emang dasarannya aku ini cuek, aku nggak peduli. Yang kayak mereka bisa aja bikin karya seperti ini.

Saking aku sukanya dengan dunia menulis, seni, dan entertain, aku pernah ngomong kalau aku pengen jadi aktris. Waktu SMP kelas 3 dulu ngomongnya gitu. Eh sekelas malah ngetawain. Aktris! Bukan artis yang ada di tv. Aku pengen jadi aktris teater. Nggak tau aku suka dengan akting. Ini rahasia ya, dari kecil dulu aku suka banget ngebayangin diri aku kalau aku ini adalah artis. Aku berlatih ngomong di depan cermin dan akting seolah-olah lagi dishoot kamera. Bahkan ya percaya nggak percaya, kecil dulu aku ngerasa punya temen khayalan-.- Saking apa ya? Saking liarnya imajinasi aku kali ya? Coba aja ya bakatnya itu diasah, udah jadi aktris beneran deh aku sekarang.

Berlanjut menuju SMA. Aku pindah SMA dari Padang ke Palembang. Aku mulai nggak menggeluti menulis cerpen, fashion show, ataupun nyanyi. Aku mulai mencoba menulis blog. Nggak cuma blog, banyak hal baru yang aku kerjakan. Jamannya aku kelas 1 SMA itu kayaknya aku udah kena syndrom generasi nunduk deh. Gimana nggak? SMA dulu aku suka nulis blog, ngepost foto di tumblr, jadi anak kaskuser, dan doyan nonton youtube. Menulis di blog nggak lama usianya. Nggak nyampe setahun nggak aku terusin lagi nulis blognya. Nggak tau deh blog aku dulu namanya apa. Selain segala hal yang berhubungan internet, aku mulai menggeluti marching band, teater, dan cheerleader. Hahaha! Well seneng banget sih ikut marching band, aku dulu jadi flyer (yang megang bendera dan senapan) dan itu amat sangat menyenangkan. Namun, marching band nggak aku terusin karena dilarang sama sekolah buat nampil.


Terus teater. Seru sih. Mana aku juga doyan akting kan? Keinginanku dari dulu. Pernah sekali ikut lomba drama teater. Aku berperan sebagai penjual iwak. Hahaha.. Tapi sayangnya cuma setahun doang sih karena di SMA aku dulu yang ambil ekskul teater sedikit banget.  Nah yang cheerleader ini hal yang baru banget. Dulu emang sih waktu TK dan SD sempet nampil tari daerah, tapi ini beda bro. Cheerleader itu setengah dance setengah gymnastic. Finally i found my passion! Olahraga dapet dance juga dapet. Dulu aku dapet posisi jadi flyer (itu yang kalau bikin piramid selalu bagian di atas). Meskipun cheerleader dulu aku selalu jatuh sampe di rontgen di rumah sakit, nggak bikin aku kapok.

Lulus SMA aku pindah kuliah di Surabaya dan dapet di psikologi UNAIR (yeay!). Sempet aku berniat mau lanjutin passion aku di team cheerleader Surabaya. Tapi apa daya... ada something yang nggak bisa aku lawan yang membuat aku terus mengubur keinginan aku yang emang senang mencoba hal baru. Oke cheerleader nggak dapet tapi aku diajak nge-dance sama temen-temen. Lumayanlah meskipun hanya dilingkungan kampus dan hanya untuk mengisi acara kampus. Menurutku itu udah lumayan banget.

Pelan-pelan menulis tumblr udah nggak begitu aku geluti, ikut urusan yang ada di kaskus juga apalagi nggak pernah. Nge-dance juga udah jarang banget. Lama-lama imajinasi aku, kreatifitas aku, keaktifan aku dulu lama-lama nggak muncul lagi. Makin males, otak makin oon, badan juga makin gembrot (sampe naik 12 kg nih badan). Dari 1.5 tahun yang lalu aku mulai menumbuhkan rasa bahwa aku ingin tampil kembali. Aku ingin mengeksiskan diriku sendiri. Aku mulai untuk menyanyi lagi. Aku mulai berani untuk ngeposting suaraku di soundcloud.com yang meskipun suaranya hancur lebur. Aku mulai menulis blog (terimakasih pada dosen humanistik pak Cholicul Hadi yang terus mendorong untuk menulis blog) hingga sampai saat ini. Aku berniat setelah lulus nanti ingin posting video aku menyanyi di youtube. Ya meskipun aku nggak bisa main musik, seenggaknya aku harus nyari orang untuk memainkan musik untukku. Aku mulai untuk berlatih menyanyi dengan serius.


Setelah lulus kuliah nanti, kepikiran untuk kerja selayaknya orang kerja kantoran sih iya. Tapi, aku lebih ingin berada di jalan yang berbeda. Aku ingin menghasilkan uang dengan cara yang berbeda. Aku ingin bergelut di bidang passionku. Aku nggak pengen ada yang ngelarang itu. Menulis di blog, nyanyi di youtube, buat vlog di youtube. Bahkan aku udah memikirkan bagaimana aku bisa dikenal di dunia. I have to speak English fluently. Aku harus bisa menjual. Aku harus bisa menjual diriku sendiri. Aku harus semangat untuk mengejar dan mencapai impianku.


danke

Sunday, May 10, 2015

Resume: Kelas Inspiratif oleh Alumni Psikologi UNAIR

Setiap tahun, setiap ulang tahun psikologi Unair selalu diadakan kelas inspiratif yang diisi oleh para alumni psikologi Unair. Dulu aku masih ingat kelas inspiratif mengambil jam perkuliahan, namun sekarang diadakan saat weekend. Menurutku dibandingkan yang sebelumnya, kelas inspiratif kali ini lebih menginspirasi. Kenapa? Karena para pembicaranya membicarakan tentang hal-hal yang lagi happening saat ini. Tidak kayak tahun sebelumnya hanya menceritakan tentang diri mereka dan bagaimana mereka bisa sukses. Nah, pada malam ini aku mau buat resume tentang kelas inspiratif tadi pagi. Memang sih aku tadi pagi telat. Tapi setelah mengikuti dua kelas inspiratif aku paham apa yang sedang mereka bicarakan.

======================================================================

Menurut kalian seberapa penting sih kuliah itu? Seberapa berpengaruh kuliah itu terhadap pekerjaan nanti? Coba dikalkulasikan dalam bentuk persen, berapa persen pengaruhnya? 40%? 60%? Atau bahkan 10%? Yap! Apa yang kita pelajari dikuliah hanya berpengaruh sekitar 10-30% terhadap pekerjaan kita nanti. Tapi bukan berarti kuliah itu tidak penting. Kuliah itu penting karena itu merupakan dasar ilmu bagi kita untuk mengaplikasikannya dalam bentuk aksi di dunia nyata. Nah, ilmu di kuliah hanya berpengaruh 10-30%, sisanya? Ya bagaimana kita berperilaku, bagaimana soft skill kita, bagaimana kemampuan diluar kuliah kita. 

Sekarang ini kita masuk dalam era global. Tahu MEA kan? Kalau kita tidak punya kemampuan yang berbeda bahkan lebih, kita bisa kalah bersaing dengan orang luar. Kita harus punya kemampuan yang dikuasai. Seperti apa? Bahasa asing? Jangan meremehkan bahasa internasional seperti Inggris dan Mandarin. Itu penting. Dengan itulah kita berkomunikasi dengan mereka jika kita suatu saat nanti membangun bisnis dengan orang luar negeri. Kita juga perlu mengikuti beberapa pelatihan sertifikasi untuk mengasah kemampuan kita. Jangan pernah takut keluar dari zona nyaman! Jangan pernah berhenti untuk belajar! Jangan pernah berhenti untuk terus meningkat terus maju! Jangan pernah cepat puas atas apa yang kamu punya! Kita harus punya ambisi untuk terus maju untuk bersaing dengan dunia. Tapi, jangan pernah sombong. Sombong adalah benteng yang membuat kita tidak bergerak maju.

You is kind. You is smart. You is important (kutipan film the help). Ayo! Terus belajar. Bangun brand diri yang positif agar kita dikenal oleh banyak orang-orang penting. Bangun networking. Karena itu salah satu yang mendorong kamu menjadi lebih sukses. Paling penting, jangan pernah berhenti untuk belajar dan menguasai hal-hal yang baru.

danke

Tuesday, May 5, 2015

Social Skill

Selamat sore pembaca semua~ Bagaimana aktivitas kalian hari ini? Exhausting or exciting? Kalian nggak ada yang lupa makan siang kan? Tadi makan siangnya apa? Aku sih makan siangnya beli nasi bungkus di kantin hotspot (nggak ada yang nanya, Din). Nggak usah berbasa-basi (ya karena saya bukan orang yang senang berblablabla) jadi kita langsung saja masuk ke refleksi tentang social skill.

====================================================================

Social skill. Jika mendengar tentang social skill kebanyakan dari orang pasti menjawab "hubungan dengan orang lain". Entah itu bagaimana menjalinnya, bagaimana menjalaninya, dan bagaimana pula berkomunikasi. Banyak hal yang bisa diceritakan mengenai social skill, tapi aku akan menceritakan sebagian kecilnya saja (saking bingungnya mau ngetik apa, ini adalah ketikan yang ke-10). Oke.. Aku adalah orang yang sebenarnya sih bisa bergaul dengan orang baru. Cuma terkadang aku sering merasa nggak pede. Tapi terkadang aku lebih berani. Entahlah, mungkin tergantung bagaimana chemistry dari orang lain. Hehe.. Yaa karena ketidakpedeanku itu aku hanya memiliki segelintir teman. Tapi dari segelintir itu ya bener-bener memperlakukan teman. Aku bisa terbuka siapa diri aku sebenarnya di depan mereka, bisa lebih menunjukkan rasa empati, dan ketika sedang di dalam kelompok bisa lebih kuat kerjasamanya.

Ah bingung. itu sih aja sih yang aku ceritakan tentang social skill. Isi pikiranku lagi bercabang. Mikirin skripsi, mikirin uts susulan yang belum juga kesusul-susul, mikirin les bahasa juga. Jadi cuma segitu aja yang ada di dalam pikiranku. Maaf yaa...

danke

Saturday, May 2, 2015

Negotiating Skill

Selamat malam para pembaca. Maaf nih ya di blog "Manajemen Konflik" aku bilangnya mau ngepost 3 judul sekaligus dalam satu waktu, tapi apa daya aku tak sanggup. Kepala berat akhirnya pun tertidur. Mau lanjutin tapi aku udah keburu berangkat ke Jeddah. Jadi, malam ini aku mau ngepost lagi materi Hubungan Antar Person. Oke sebelumnya aku ada ngepost Negotiating Skill juga tapi setelah aku baca kok malah bukan tentang negosiasi ya? Maka dari itu aku mengulangnya kembali dan ini adalah pengalaman negosiasi aku yang baru ini saja aku alami. Yap! Here my story...

Selama aku berada di kota Mekah, sebelum aku pulang ke tanah air aku dari awal berniat mau membelikan mainan khas mereka untuk keponakan aku. Kata kebanyakan orang kalau beli di pasarnya sini cobalah untuk menawar harga. Oke awalnya aku mau beli parfum titipan temen. Aku tanya harga dia cuma kasih 10 riyal. Aku minta kurangin harganya, eh malah nggak mau. Waktu itu aku pergi ke pasar sama tanteku, aku minta tolong untuk bantu omongin biar turun harganya. Tanteku lihai banget kalo udah tawar menawar harga, beda sama aku yang pasrah aja. Hahaha... Tapi ujung-ujungnya harganya tetap 10 riyal. Lalu berikutnya aku beli baju buat adikku yang cowok dan 2 keponakan aku. Aku lupa dipasang harga berapa tapi menurutku ya lumayanlah. Lagi-lagi aku nggak bisa nawar. Berhubung aku pergi sama eyang aku, eyang aku yang bantu ngomong dan akhirnya harganya turun juga. Terus yang terakhir aku beli mainan. Itu mainan teropong kamera yang bisa liat gambar Kabah, Hajar Aswad, orang minum air zam-zam, Onta, dll. Itu aku beli 10 riyal. Udah nawar orangnya nggak mau dan disamping itu nggak ada juga yang bantu aku buat ngomongin harganya. Ya udah aku beli deh mainan seharga 10 riyal.

Pulang dari Jeddah aku baru 'ngeh'. Aku orangnya terlalu pasrah, nggak bisa negoisasi sama orang, nggak pinter gitu mulutnya. Yaa bukan berarti aku 100% pasrah, ada saat dimana aku adalah orang yang pintar bersilat lidah. Dan untuk kejadian yang aku alami selama disana, bukannya aku nggak mau nawar atau takut karena lagi di tanah Mekah bukan juga sih. Aku ngerasa "ini cuma masalah harga. Cuma masalah uang. Cuma masalah duniawi. Yaa orang mencari rezeki dari situ ya udah. Yang penting udah coba nawar kalau nggak mau ya udah". Hahahahha

Udah gitu aja sih ceritanya. Udah malam waktunya Dina bobok dulu, byebyeee....

danke
Powered by Blogger.