Saturday, October 31, 2015

Surat Untuk Andaru

Setiap manusia nggak ada yang sempurna. Mana ada manusia semuanya bagus. Begitu juga dengan manusia yang bernama Andaru. Iya kamu! Ntah kamu lagi baca ini apa nggak, terserah aku juga males kalo share sesuatu juga nggak pernah kamu gubris. Nggak pernah ada bahasan dari kamu. 

Kita sering ngobrol tentang "apa sih yang kamu suka dari aku?" "apa sih bagusnya aku di mata kamu?". Sering kali aku menjawab "nggak ada. Kamu jelek semua". Iya, bener banget. Kamu orangnya nggak pernah bisa nurut sama aku. Harusnya kamu itu nurut, selagi aku masih ngomong hal yang positif tentang kamu, buat kamu, untuk kebaikan kamu, harusnya kamu nurut! Selain itu kamu orangnya juga nggak peka. Suka nggak bisa menyadari ekspresi aku ini tandanya apa, kalo aku udah ngomongnya begini tandanya apa. Kamu suka sotoy, bilangnya "halah, aku tau kamu ndut", tapi faktanya suka kebanyakan kamu nggak tau.

Nggak mau nurut, nggak peka, kamu juga kalo dimarahin suka marahin balik! Berkali-kali aku bilang kalo yang 1 udah panas jangan makin dipanasin. Apa salahnya coba diam dan mengalah. Nah, ini nih satu lagi, kamu masih suka berpikir orang yang diam, mendengarkan, dan mengalah itu mencirikan orang yang pasrah dan goblok. Padahal dengan kamu bersikap demikian, aku merasa kalah, ternyata kamu menyikapi aku yang lagi cococowet eh kamu bisa menyikapinya dengan dewasa, tenang, dan penuh pengendalian diri. Terus kalo udah sama-sama marah, kamunya yang sok-sokan diam, terus sok-sokan mikir, sok-sokan ngaku kalo kamu ngerasa kesel sama diri sendiri. Aku nggak butuh yang kayak gitu, ruk! Kamu juga orangnya nggak rapi dan nggak terorganisir. BERANTAKAN! Selain itu kamu juga orangnya suka nggak nepatin janji, doyan berjanji tapi nggak pernah mau tepati. Ayo inget! Apa aja yang udah kamu janjiin ke aku?! Pokoknya aku bete berat, kesel banget kalo kamu udah kayak gitu.
Yah meskipun kamu orangnya suka kurang peduli, suka lupa sama aku, nggak perhatian sama aku, nggak selalu ada disaat aku butuh dan sedih, tapi aku ngerasa bahagia. Kamu adalah orang tersabar dalam menghadapi aku yang pernah aku temui. Meskipun aku selalu mencak-mencak, suka seenaknya sendiri, manja, dan egois, kamu masih bersabar menghadapi aku. Masih meng-"iya"kan omongan aku. Sekarang kamu berubah menjadi lebih rapi dan bersih dalam berpenampilan. Coba kamu inget dulu pertama ketemu sama aku, penampilan kamu berantakan banget. Masa mau ketemu gebetan pake sendal jepit dan kaos buluk? Kamu mesti bersyukur ruk, meskipun penampilan kamu begitu aku masih mau kan sama kamu? Masih mau kan menerima kamu, ya meskipun suka aku bawelin untuk berubah :) hahahaha


Ada orang yang mengatakan cuma di drama film yang cowoknya bilang "Kamu kenapa? Aku ada salah ya sama kamu?". Pernyataan itu salah! Aku suka ketika kamu nanyain keadaan aku dan mengkaitkannya dengan perbuatan kamu. Yah meskipun sebenarnya aku lagi nggak kenapa-kenapa, tapi aku hargai usaha kamu untuk peduli menanyakan perasaan aku. Kamu orangnya setia. Setia nggak hanya nggak selingkuh dari cewek. Kamu masih mau setia dengan aku yang begini. Dengan segala keburukan aku, kamu masih setia dari aku, masih sayang sama aku. Disamping itu hal terpenting adalah kamu bisa menerima bagaimana aku dan bagaimana masa lalu aku. Nggak semua laki-laki bisa menerima aku apa adanya. Nggak semua orang bisa menerima keadaan aku yang begini. Nggak semua orang bisa bersabar dan menerima aku yang terkadang suka menggila. Aku bahagia bisa ketemu orang yang mau menerima aku seutuhnya.

Terima kasih sudah mau menunjukkan bahwa kamu serius dengan aku. Meskipun mama aku yang sifatnya begitu, tapi kamu masih mau berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih sama aku. Terima kasih kamu sudah mau bekerja keras demi mewujudkan keinginan kamu untuk hidup sama aku. Aku percaya kamu, ruk. Aku percaya kamu tulus sama aku. Aku percaya kamu sayang sama aku nggak semata-mata siapa Bapakku dan berapa harta dari Bapakku. Aku percaya kamu disana sedang berjuang agar aku nggak hidup susah kedepannya. Aku percaya itu. Kamu bisa menjaga itu kan? Nggak masalah kok kita nggak ketemu berbulan-bulan bertahun-tahun asal kepercayaan aku nggak sia-sia. Kamu disana dan aku disini, yuk kita sama-sama menjaga kualitas hubungan ini:)

Terima kasih sudah mau menyayangi aku seutuhnya...

Friday, October 16, 2015

Curahan Hati Dina di Malam Hari

Selamat malam semua. Maaf udah lama sekali aku nggak posting blog. Sebenarnya ada banyak draft tapi nggak tau kenapa aku merasa tulisanku tersebut masih belum sempurna. Malam ini aku mau menulis tentang curahan hatiku. Hari ini aku sedih. Aku merasa pesimis dalam melangkah. Kenapa? Well aku sebenarnya tidak pandai berbasa-basi, jadi aku mau langsung ke inti dari apa yang aku rasakan.
 
Aku mendapati kalimat. Kalimat tersebut dalam sekejap mampu membuat aku jatuh dan hilang rasa percaya diri. Aku unik. Aku orangnya keras, tegas, berbicara lugas, dan cenderung sedikit kasar. Tapi, dia menganggap aku yang begitu tidak bisa diterima di perusahaan mana pun. Oh iya sebelumnya aku mau menyampaikan bahwa aku sudah 1 bulan menyandang gelar sarjana, jadi ini masa-masaku mencari pekerjaan. Oke, back to topic. Kenapa aku langsung minder? Hal ini disebabkan:
1. Semasa kuliah aku sering apply magang di fakultas sendiri. Aku apply 2 unit terapan di fakultas psikologi dan 2-2nya tidak ada satu pun yang menerima aku
2. Beberapa temanku kuliah sambi kerja. Mereka mudah sekali diterima magang oleh perusahaan-perusahaan, bahkan ada yang saking sibuknya kerja sampai-sampai kuliah pun sedikit terabaikan
3. Aku apply perusahaan ini itu dan nggak ada 1 pun aku mendapat panggilan
 
Mungkin sebagian orang ini adalah hal sepele dan "halah baru 1 bulan juga". Ketahuilah para pembaca, jujur dalam hatiku aku merupakan tipe orang yang tidak mau kalah, tidak mau tersaingi, dan tidak mau diremehkan. Melihat lingkungaku, teman-temanku yang demikian sebenarnya membuatku sedikit pesimis, tapi aku masih percaya sama diriku sendiri sebelum aku mendapat kalimat yang tidak mengenakan itu.
 
Apakah aku tidak bisa menjadi diri sendiri? Apa dunia industri, dunia wirausaha, atau dunia profesional lainnya tidak bisa menerima manusia macam aku ini? Lalu apa?
 
Oke baiklah. Tidak hanya itu. Selain sifatku, ternyata aku juga masih kurang rajin beribadah? Apakah semua karena faktor itu? Karena, seberusahanya aku, aku merasa masih kurang, masih unlucky, masih belum membuahkan hasil.
 
 
......
...
.
 
Ah.. aku harus mencari cahaya semangatku kembali.

Friday, May 15, 2015

Pengen jadi Youtuber

Good evening, everybody! Aku kali ini mau cerita. Yap, sesuai dengan judulnya aku mau cerita kalau aku pengen jadi youtuber. Bukan! Bukan karena youtuber Indonesia lagi happening. Bukan karena itu. Sebenernya sih lebih karena ya ini emang dari pengennya aku. Aku juga nggak mikir jadi youtuber itu gampang. Nggak dong. Harus konsisten, harus kreatif, harus bisa mempersuasi orang yang nonton, harus menarik, dan harus bisa menampilkan yang berbeda. Kalau mau biasa aja ya nggak bakal maju, bos.




Aku pengen jadi youtuber. Yaa mungkin udah bawaan dari kecil kali ya? Aku dari kecil doyan banget nampil di atas panggung. Ntah itu acara fashion show ataupun ikut kontes nyanyi. Aku inget banget dulu aku pernah minta memohon-mohon ke mama mau ikut 2 acara fashion show dan lomba nyanyi. Mama cuma ngasih izin 1 acara aja. Ya udah deh cuma ikut lomba nyanyi. Saking aku doyan nampil sampe di masukin kursus nyanyi, kursus modelling. Kakakku les piano,  aku juga pengen les piano. Hasil les pianoku dulu sampe 2 kali konser. Cuma abis gitu berhenti nggak diterusin gara-gara guru lesnya ganti sama guru yang galak. Hahaha... Yang masih lanjut sih nyanyi doang. Pengennya sih jadi model, apa daya punya badan kuntet ya udah deh. Hahaha

Selain ikut lomba ini itu, kursus ini itu, aku dulu doyan banget bikin komik. Yaa nggak kayak komik-komik Jepang yang gambarnya bagus dan ceritanya yang wow, tapi lebih komik ringan dan gambarnya juga simple (yah namanya juga anak SD).  Komik yang aku inget banget itu kalo nggak salah judulnya "Kue Mochi". Jadi ceritanya ada ikan duyung (aku gambarnya putri duyung) mereka laper terus pengen makan kue yang paling enak namanya kue mochi. Hahaha... Imaginatif banget ya waktu kecil dulu (gedenya kok malah gini?). Nggak tahu deh kemana semua buku komiknya. Kata mama sih sebagian ada yang mama buang sebagian ada yang disimpen. Ntar deh ya kalo ketemu bukunya aku scan terus aku tulis di blog (kalo inget).



Lanjut ke jaman waktu SMP, sekolah aku dulu tiap tahun selalu ada acara. Baik itu emang acara pensi maupun acara valentine. Aku selalu berkontribusi ikut acaranya. Lebih sering sih ikut lomba fashion show dan lipsing. Lomba lipsing itu selalu langganan 3 tahun juara 1. Lomba fashion sekali doang juara 1 nya. Nggak hanya itu, waktu SMP dulu aku mulai beralih dari komik. Aku mulai bikin cerpen. Biasa banget sih cerpennya. Saking sukanya nulis cerpen, dimana aja waktu luang aku nulis. Nggak tahu ntah idenya muncul dari mana. Lebih sering nulis sih cerpen tentang persahabatan. Ada masa dimana aku kesal dengan orang-orang yang mengolok-olok cerpen aku. Jadi waktu SMP dulu aku pernah nulis cerpan di atas kertas oretan ujian. Waktu ujian kelar masih panjang, bosen, jadi aku nulis deh di atas kertas oretan ujian yang setengahnya masih rada bersih. Aku disitu nulis cerpen tentang friendzone (belum ngetren tuh friendzone dulu), terus kelar ujian aku buang cerpen tadi. Beberapa hari kemudian anak-anak sekelas pada nyindir-nyindir apa isi dari cerpenku. Terus menghina apa isi dari cerpen aku. Aku inget banget dulu. Tapi emang dasarannya aku ini cuek, aku nggak peduli. Yang kayak mereka bisa aja bikin karya seperti ini.

Saking aku sukanya dengan dunia menulis, seni, dan entertain, aku pernah ngomong kalau aku pengen jadi aktris. Waktu SMP kelas 3 dulu ngomongnya gitu. Eh sekelas malah ngetawain. Aktris! Bukan artis yang ada di tv. Aku pengen jadi aktris teater. Nggak tau aku suka dengan akting. Ini rahasia ya, dari kecil dulu aku suka banget ngebayangin diri aku kalau aku ini adalah artis. Aku berlatih ngomong di depan cermin dan akting seolah-olah lagi dishoot kamera. Bahkan ya percaya nggak percaya, kecil dulu aku ngerasa punya temen khayalan-.- Saking apa ya? Saking liarnya imajinasi aku kali ya? Coba aja ya bakatnya itu diasah, udah jadi aktris beneran deh aku sekarang.

Berlanjut menuju SMA. Aku pindah SMA dari Padang ke Palembang. Aku mulai nggak menggeluti menulis cerpen, fashion show, ataupun nyanyi. Aku mulai mencoba menulis blog. Nggak cuma blog, banyak hal baru yang aku kerjakan. Jamannya aku kelas 1 SMA itu kayaknya aku udah kena syndrom generasi nunduk deh. Gimana nggak? SMA dulu aku suka nulis blog, ngepost foto di tumblr, jadi anak kaskuser, dan doyan nonton youtube. Menulis di blog nggak lama usianya. Nggak nyampe setahun nggak aku terusin lagi nulis blognya. Nggak tau deh blog aku dulu namanya apa. Selain segala hal yang berhubungan internet, aku mulai menggeluti marching band, teater, dan cheerleader. Hahaha! Well seneng banget sih ikut marching band, aku dulu jadi flyer (yang megang bendera dan senapan) dan itu amat sangat menyenangkan. Namun, marching band nggak aku terusin karena dilarang sama sekolah buat nampil.


Terus teater. Seru sih. Mana aku juga doyan akting kan? Keinginanku dari dulu. Pernah sekali ikut lomba drama teater. Aku berperan sebagai penjual iwak. Hahaha.. Tapi sayangnya cuma setahun doang sih karena di SMA aku dulu yang ambil ekskul teater sedikit banget.  Nah yang cheerleader ini hal yang baru banget. Dulu emang sih waktu TK dan SD sempet nampil tari daerah, tapi ini beda bro. Cheerleader itu setengah dance setengah gymnastic. Finally i found my passion! Olahraga dapet dance juga dapet. Dulu aku dapet posisi jadi flyer (itu yang kalau bikin piramid selalu bagian di atas). Meskipun cheerleader dulu aku selalu jatuh sampe di rontgen di rumah sakit, nggak bikin aku kapok.

Lulus SMA aku pindah kuliah di Surabaya dan dapet di psikologi UNAIR (yeay!). Sempet aku berniat mau lanjutin passion aku di team cheerleader Surabaya. Tapi apa daya... ada something yang nggak bisa aku lawan yang membuat aku terus mengubur keinginan aku yang emang senang mencoba hal baru. Oke cheerleader nggak dapet tapi aku diajak nge-dance sama temen-temen. Lumayanlah meskipun hanya dilingkungan kampus dan hanya untuk mengisi acara kampus. Menurutku itu udah lumayan banget.

Pelan-pelan menulis tumblr udah nggak begitu aku geluti, ikut urusan yang ada di kaskus juga apalagi nggak pernah. Nge-dance juga udah jarang banget. Lama-lama imajinasi aku, kreatifitas aku, keaktifan aku dulu lama-lama nggak muncul lagi. Makin males, otak makin oon, badan juga makin gembrot (sampe naik 12 kg nih badan). Dari 1.5 tahun yang lalu aku mulai menumbuhkan rasa bahwa aku ingin tampil kembali. Aku ingin mengeksiskan diriku sendiri. Aku mulai untuk menyanyi lagi. Aku mulai berani untuk ngeposting suaraku di soundcloud.com yang meskipun suaranya hancur lebur. Aku mulai menulis blog (terimakasih pada dosen humanistik pak Cholicul Hadi yang terus mendorong untuk menulis blog) hingga sampai saat ini. Aku berniat setelah lulus nanti ingin posting video aku menyanyi di youtube. Ya meskipun aku nggak bisa main musik, seenggaknya aku harus nyari orang untuk memainkan musik untukku. Aku mulai untuk berlatih menyanyi dengan serius.


Setelah lulus kuliah nanti, kepikiran untuk kerja selayaknya orang kerja kantoran sih iya. Tapi, aku lebih ingin berada di jalan yang berbeda. Aku ingin menghasilkan uang dengan cara yang berbeda. Aku ingin bergelut di bidang passionku. Aku nggak pengen ada yang ngelarang itu. Menulis di blog, nyanyi di youtube, buat vlog di youtube. Bahkan aku udah memikirkan bagaimana aku bisa dikenal di dunia. I have to speak English fluently. Aku harus bisa menjual. Aku harus bisa menjual diriku sendiri. Aku harus semangat untuk mengejar dan mencapai impianku.


danke

Sunday, May 10, 2015

Resume: Kelas Inspiratif oleh Alumni Psikologi UNAIR

Setiap tahun, setiap ulang tahun psikologi Unair selalu diadakan kelas inspiratif yang diisi oleh para alumni psikologi Unair. Dulu aku masih ingat kelas inspiratif mengambil jam perkuliahan, namun sekarang diadakan saat weekend. Menurutku dibandingkan yang sebelumnya, kelas inspiratif kali ini lebih menginspirasi. Kenapa? Karena para pembicaranya membicarakan tentang hal-hal yang lagi happening saat ini. Tidak kayak tahun sebelumnya hanya menceritakan tentang diri mereka dan bagaimana mereka bisa sukses. Nah, pada malam ini aku mau buat resume tentang kelas inspiratif tadi pagi. Memang sih aku tadi pagi telat. Tapi setelah mengikuti dua kelas inspiratif aku paham apa yang sedang mereka bicarakan.

======================================================================

Menurut kalian seberapa penting sih kuliah itu? Seberapa berpengaruh kuliah itu terhadap pekerjaan nanti? Coba dikalkulasikan dalam bentuk persen, berapa persen pengaruhnya? 40%? 60%? Atau bahkan 10%? Yap! Apa yang kita pelajari dikuliah hanya berpengaruh sekitar 10-30% terhadap pekerjaan kita nanti. Tapi bukan berarti kuliah itu tidak penting. Kuliah itu penting karena itu merupakan dasar ilmu bagi kita untuk mengaplikasikannya dalam bentuk aksi di dunia nyata. Nah, ilmu di kuliah hanya berpengaruh 10-30%, sisanya? Ya bagaimana kita berperilaku, bagaimana soft skill kita, bagaimana kemampuan diluar kuliah kita. 

Sekarang ini kita masuk dalam era global. Tahu MEA kan? Kalau kita tidak punya kemampuan yang berbeda bahkan lebih, kita bisa kalah bersaing dengan orang luar. Kita harus punya kemampuan yang dikuasai. Seperti apa? Bahasa asing? Jangan meremehkan bahasa internasional seperti Inggris dan Mandarin. Itu penting. Dengan itulah kita berkomunikasi dengan mereka jika kita suatu saat nanti membangun bisnis dengan orang luar negeri. Kita juga perlu mengikuti beberapa pelatihan sertifikasi untuk mengasah kemampuan kita. Jangan pernah takut keluar dari zona nyaman! Jangan pernah berhenti untuk belajar! Jangan pernah berhenti untuk terus meningkat terus maju! Jangan pernah cepat puas atas apa yang kamu punya! Kita harus punya ambisi untuk terus maju untuk bersaing dengan dunia. Tapi, jangan pernah sombong. Sombong adalah benteng yang membuat kita tidak bergerak maju.

You is kind. You is smart. You is important (kutipan film the help). Ayo! Terus belajar. Bangun brand diri yang positif agar kita dikenal oleh banyak orang-orang penting. Bangun networking. Karena itu salah satu yang mendorong kamu menjadi lebih sukses. Paling penting, jangan pernah berhenti untuk belajar dan menguasai hal-hal yang baru.

danke

Tuesday, May 5, 2015

Social Skill

Selamat sore pembaca semua~ Bagaimana aktivitas kalian hari ini? Exhausting or exciting? Kalian nggak ada yang lupa makan siang kan? Tadi makan siangnya apa? Aku sih makan siangnya beli nasi bungkus di kantin hotspot (nggak ada yang nanya, Din). Nggak usah berbasa-basi (ya karena saya bukan orang yang senang berblablabla) jadi kita langsung saja masuk ke refleksi tentang social skill.

====================================================================

Social skill. Jika mendengar tentang social skill kebanyakan dari orang pasti menjawab "hubungan dengan orang lain". Entah itu bagaimana menjalinnya, bagaimana menjalaninya, dan bagaimana pula berkomunikasi. Banyak hal yang bisa diceritakan mengenai social skill, tapi aku akan menceritakan sebagian kecilnya saja (saking bingungnya mau ngetik apa, ini adalah ketikan yang ke-10). Oke.. Aku adalah orang yang sebenarnya sih bisa bergaul dengan orang baru. Cuma terkadang aku sering merasa nggak pede. Tapi terkadang aku lebih berani. Entahlah, mungkin tergantung bagaimana chemistry dari orang lain. Hehe.. Yaa karena ketidakpedeanku itu aku hanya memiliki segelintir teman. Tapi dari segelintir itu ya bener-bener memperlakukan teman. Aku bisa terbuka siapa diri aku sebenarnya di depan mereka, bisa lebih menunjukkan rasa empati, dan ketika sedang di dalam kelompok bisa lebih kuat kerjasamanya.

Ah bingung. itu sih aja sih yang aku ceritakan tentang social skill. Isi pikiranku lagi bercabang. Mikirin skripsi, mikirin uts susulan yang belum juga kesusul-susul, mikirin les bahasa juga. Jadi cuma segitu aja yang ada di dalam pikiranku. Maaf yaa...

danke

Saturday, May 2, 2015

Negotiating Skill

Selamat malam para pembaca. Maaf nih ya di blog "Manajemen Konflik" aku bilangnya mau ngepost 3 judul sekaligus dalam satu waktu, tapi apa daya aku tak sanggup. Kepala berat akhirnya pun tertidur. Mau lanjutin tapi aku udah keburu berangkat ke Jeddah. Jadi, malam ini aku mau ngepost lagi materi Hubungan Antar Person. Oke sebelumnya aku ada ngepost Negotiating Skill juga tapi setelah aku baca kok malah bukan tentang negosiasi ya? Maka dari itu aku mengulangnya kembali dan ini adalah pengalaman negosiasi aku yang baru ini saja aku alami. Yap! Here my story...

Selama aku berada di kota Mekah, sebelum aku pulang ke tanah air aku dari awal berniat mau membelikan mainan khas mereka untuk keponakan aku. Kata kebanyakan orang kalau beli di pasarnya sini cobalah untuk menawar harga. Oke awalnya aku mau beli parfum titipan temen. Aku tanya harga dia cuma kasih 10 riyal. Aku minta kurangin harganya, eh malah nggak mau. Waktu itu aku pergi ke pasar sama tanteku, aku minta tolong untuk bantu omongin biar turun harganya. Tanteku lihai banget kalo udah tawar menawar harga, beda sama aku yang pasrah aja. Hahaha... Tapi ujung-ujungnya harganya tetap 10 riyal. Lalu berikutnya aku beli baju buat adikku yang cowok dan 2 keponakan aku. Aku lupa dipasang harga berapa tapi menurutku ya lumayanlah. Lagi-lagi aku nggak bisa nawar. Berhubung aku pergi sama eyang aku, eyang aku yang bantu ngomong dan akhirnya harganya turun juga. Terus yang terakhir aku beli mainan. Itu mainan teropong kamera yang bisa liat gambar Kabah, Hajar Aswad, orang minum air zam-zam, Onta, dll. Itu aku beli 10 riyal. Udah nawar orangnya nggak mau dan disamping itu nggak ada juga yang bantu aku buat ngomongin harganya. Ya udah aku beli deh mainan seharga 10 riyal.

Pulang dari Jeddah aku baru 'ngeh'. Aku orangnya terlalu pasrah, nggak bisa negoisasi sama orang, nggak pinter gitu mulutnya. Yaa bukan berarti aku 100% pasrah, ada saat dimana aku adalah orang yang pintar bersilat lidah. Dan untuk kejadian yang aku alami selama disana, bukannya aku nggak mau nawar atau takut karena lagi di tanah Mekah bukan juga sih. Aku ngerasa "ini cuma masalah harga. Cuma masalah uang. Cuma masalah duniawi. Yaa orang mencari rezeki dari situ ya udah. Yang penting udah coba nawar kalau nggak mau ya udah". Hahahahha

Udah gitu aja sih ceritanya. Udah malam waktunya Dina bobok dulu, byebyeee....

danke

Sunday, April 12, 2015

Manajemen Konflik

Selamat malam, para pembaca. Maaf baru sekarang ngeblog materi Hubungan Antar Person karena seminggu ini aku sibuk urusan kuliah, urusan skripsi, dan urusan mau pergi umroh nanti. Doain aku ya ibadahnya lancar dan aman-aman aja. Aamiin...

Malam ini aku mau ngeblog 3 materi Hubungan Antar Person. Insha Allah sih kuat ngerjainnya dalam 1 malam ini. Pertama aku mau ngeblog tentang "Manajemen Konflik". Here we go...

========================================================================

Setiap manusia pasti pernah berkonflik, baik itu konflik yang terjadi di dalam dirinya maupun konflik yang terjadi dengan orang lain. Munafik kalo orang mengatakan tidak mengalami masalah. Mungkin saja mereka yang merasa tidak mengalami masalah hanya ingin menunjukkan di depan orang bahwa mereka baik-baik saja. Tidak semua orang tapi hampir kebanyakan, salah satunya aku. Aku termasuk orang yang terlihat baik-baik saja meskipun sedang mengalami permasalahan. Hanya pada orang tertentu saja aku bisa terbuka dan bercerita, dan ini mempengaruhi cara aku menyelesaikan konflik kepada orang tertentu itu (nanti akan dijelaskan).



Pertama, aku mau bercerita tentang konflik personal. Sebelum perkuliahan semester 8 di mulai, aku ditawari untuk pergi umroh pada bulan April yang dibiayai oleh tanteku. Tante aku meminta izin ke mamaku dan mamaku langsung menyetujuinya. Aku sebenarnya mau, tapi aku juga mau tau dulu jadwal kuliahku seperti apa dan jadwal UTS aku juga seperti apa. Di tambah lagi aku juga punya tanggung jawab dengan kursus 4 bahasa yang sedang aku jalani. Aku hanya mengikuti apa mau mamaku, aku tidak berani berkata tidak.

Seiring berjalannya waktu, bulan April mendekat. Aku benar-benar bingung. Aku sampai berkata "Ya Allah, apa aku ini nggak siap untuk pergi ke rumah-Mu?". Aku bingung. Ini adalah kesempatan baikku, tidak semua orang punya kesempatan pergi umroh, tapi di satu sisi pada bulan dan di minggu itu ada UTS, dan ditambah lagi tanggung jawab kursus bahasaku juga bagaimana? Aku nggak mau membuang kesempatan belajar bahasa juga karena impian aku mau melanjutkan studi di Jerman/Belanda. Aku senang memiliki kesempatan pergi umroh tapi aku juga bingung bagaimana dengan semua kewajibanku? Ketakutan muncul di otakku. Aku takut aku ketinggalan pelajaran di kursus bahasa dan aku takut mungkin saja dosen tidak mau memberikan ujian susulan serta skripsi aku bagaimana? Aku tidak berani bercerita ke mama. Aku cuma cerita ke pacarku tentang ini. Untungnya aku bisa tenang dan berusaha untuk ikhlas. Ikhlaskan urusan duniawi untuk beribadah kepada Allah. Insha Allah aku bisa terus ikhlas seperti ini.

Kedua, aku mau bercerita tentang konflik yang aku alami bersama orang lain. Aku adalah tipe orang yang tidak mau menimbulkan konflik. Menurutku sih begitu. Namun terkadang ada hal yang tidak aku sukai dari orang lain atau teman aku akan membicarakannya secara terang-terangan, tapi bukan berarti aku mau terlibat konflik. Jika orang lain atau teman tersinggung, aku lebih memilih untuk tidak peduli dan enggan terlibat konflik. Berbeda dengan mama, aku lebih memilih diam dan mendengarkan apa yang dikatakan mama. Daripada aku menyakiti nanti dikatai anak durhaka lebih baik aku diam kan? Berbeda lagi juga dengan pacarku. Hanya sama dia aku bisa terbuka. Heran ya? Kok sama pacar lebih terbuka dibanding sama orang tua? Ya dari kecil aku dan saudara-saudaraku diajarkan untuk patuh dengan pandangan orang tua, apalagi mama, jadi itulah alasannya aku lebih dekat dengan pacar aku. Oke lanjut, jadi aku lebih dekat dengan pacarku lebih sering juga terjadi konflik. Terkadang kami berkonflik karena perbedaan selera makan, ketepatan waktu, atau hal-hal sepele lainnya. Tapi nggak terjadi konflik besar kok. Biasanya yang suka mancing masalah itu aku karena aku selalu maksa dia buat patuh dan nurut sama aku. Untungnya pacarku orangnya mau mengalah dan mengerti memang sudah menjadi watakku. Berbeda dengan konflik yang besar, biasanya kami selalu melakukan negoisasi. Kami sama-sama terbuka dan mendengarkan apa yang dirasakan masing-masing, kami saling memberikan alasan apa yang melatarbelakangi perbuatan itu, kami saling memberikan harapan apa yang diharapkan dari hubungan ini. Dari kejadian tersebut, kami menjadi saling memahami dan lebih menjaga tujuan yang ingin kami capai kedepannya.



Dari kedua cerita tersebut aku mau menjelaskan berdasarkan teori manajemen konflik yang aku terima di kelas hari Selasa kemarin. Pertama, konflik yang muncul pada diriku sendiri adalah Approach to avoidance conflict atau disebut juga dengan pendekatan konflik menghindar. Maksudnya adalah konflik yang ada di dalam diriku sendiri muncul karena aku merasakan hal positif dan hal negatif pada hal yang sama. Seperti yang aku ceritakan aku memiliki hal positif dengan aku mau berangkat umroh, tapi aku juga punya ketakutan-ketakutan yang muncul di dalam otak aku. Lalu yang kedua, dalam strategi konflik yang aku gunakan berbeda-beda sesuai dengan siapa aku bermasalah. Apabila aku memiliki masalah dengan orang lain atau teman-temanku, aku memilih untuk menggunakan strategi The Turtle (With Drawing) yaitu individu memilih untuk tidak terlibat dalam kemunculan konflik. Strategi The Teddy Bear (Smoothing) aku gunakan ketika aku mengalami konflik dengan mama, aku lebih memilih diam dan tidak melawan daripada membuat mama marah dan sakit hati. Strategi The Owl (Negotiating) sering aku gunakan apabila aku berkonflik dengan pacarku, karena kami saling menceritakan apa yang dirasakan, harapan apa yang ingin diwujudkan, dan tujuan kedepan dari hubungan kami.

========================================================================

Demikian dari blog materi "Manajemen Konflik" yang aku sampaikan. Sekarang mari kita lanjut ke blog berikutnya yaitu "Negotiating Skill".


danke

Friday, April 3, 2015

Presentation Skill

Ulala~ sudah 2 minggu lamanya aku nggak ngeblog tentang materi Hubungan Antar Person. Maaf sebelumnya, alasan aku lama nggak nulis blog karena mood dan ide belum muncul. Sooo sekarang aku memaksakan diri untuk menulisnya karena kalau terlalu lama akan lupa dengan materi terakhir di kelas Haper. Malam hari ini aku akan menulis tentang Presentation Skill yang dimana aku nggak nulis tentang materinya melainkan tentang bagaimana pengalamanku berpresentasi sepanjang hidup ini. And... here we go

========================================================================

Bener banget deh. Sebaiknya dari SMA para pelajar udah harus belajar yang namanya presentasi, baik itu mempresentasikan materi sekolahnya maupun hasil karya tulisnya. Aku setuju sejak kurikulum diganti, pelajar diwajibkan aktif. Nggak kayak aku dulu, semester 1 presentasi pertamaku adalah mata kuliah Sejarah Aliran Psikologi (SAPSI). That was a bad presentation at first. Saat itu aku membawa materi tentang sejarah tokoh-tokoh aliran apa gitu aku lupa pokoknya. Saat membawakannya aku nggak menyampaikan isi materinya dengan jelas dan keliatan banget gugupnya. Ditambah lagi aku nggak menguasai materi itu. Mungkin karena yaa masih adaptasi dari masa SMA ke masa kuliah kali ya.

Di semester kedua juga merupakan pengalaman presentasi aku yang buruk, yaitu presentasi materi Gestalt di mata kuliah Psikologi Belajar. Disitu aku mempresentasikan tentang jurnal materi gestalt. Jujur, aku nggak begitu menguasai materi maka dari itu aku tidak bisa banyak menjawab pertanyaan dari audiens dan menjelaskan jurnal dengan baik dan benar.

Aku sudah merasa ini bukan lagi masalah adaptasi dari murid SMA ke mahasiswa kuliahan. Aku harus belajar cara berkomunikasi yang baik. Kunci sukses dalam presentasi adalah komunikasi dan pemahaman materi. Di semester 3 aku ngambil sks dikit jadi nggak ketemu mata kuliah yang harus presentasi materi. Di semester ke 4 aku ngambil sks banyak karena IP aku meningkat dan banyak melakukan presentasi. Mulai dari sinilah aku tekad untuk belajar presentasi dengan baik dan benar. Mulai dari ketika dosen menanyakan siapa yang mau menjawab dan menjelaskan tugasnya, aku mengacungkan tangan duluan, ketika presentasi mata kuliah Psikologi Pendidikan aku mulai dari membaca sedikit catatan kecil dengan komunikasi non verbalku juga bekerja, dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya. Aku nggak begitu mengingat banyak karena itu udah dua tahun yang lalu.

Mulai dari semester 5 dan seterusnya alhamdulillah cara presentasiku membaik. Aku bisa menguasai materi, aku bisa menarik perhatian audiens, dan aku bisa memancing audiens untuk bertanya. Presentasi yang paling berhasil menurutku adalah presentasi di mata kuliah Psikologi Perkembangan 2, Psikologi Lintas Budaya, dan Hubungan Antar Person. Aku menyadari keberhasilanku dalam presentasi adalah dari cara aku mengkomunikasikannya, gaya non verbal ketika aku menyampaikan, intonasi suaraku yang memang keras dan jelas, caraku memancing audiens ketika mereka mulai tidak memperhatikan, dan caraku menjawab pertanyaan mereka.

Sebenarnya tidak begitu banyak yang bisa aku sampaikan, karena aku tidak begitu ingat pengalamanku selama berpresentasi. Yaa semoga aja semakin kesini semakin baik cara presentasiku. Aku menyadari aku orangnya moody-an. Ketika mood aku bagus aku bisa menyampaikan baik tetapi ketika mood aku buruk, ya udah kacau semuanya. Semoga aja aku juga dapat semakin mengontrol mood aku yang gampang berubah-ubah. Daaaaaan.... semoga saja nanti presentasi skripsi aku juga lancar, baik, dan sukses. Aamiin:)

Saturday, March 21, 2015

Self Disclosure, Self Image, and Self Presentation

Halo.. Selamat malam, good night, wan shang hao, konbawa, guten abend..
Malam ini aku mau ngepost materi kedua dan ketiga dari mata kuliah Hubungan Antar Person. Tapi, berhubung materinya segandeng jadi aku jadikan 1 postingan.

Maaf banget baru ngeblog materi ini, karena kemarin aku nggak sempet bisa mikir mau ngeblog apa. Aku sibuk ngerjain revisian skripsi, sibuk main socmed:p, dan aku juga sempet pulang ke Jakarta liat ponakanku yg baru lahir. Selama di Jakarta aku nggak megang laptop sama sekali! Revisianku juga nggak terkerjakan sama sekali. Alhasil aku ngebut kejar tayang hari seninnya buat ngerevisi karena besoknya hasil revisianku ditagih. Hmm.., oke daripada berlama-lama aku mau mulai refleksi diri mengenai Self Disclosure, Self Image, dan Self Presentation.

========================================================================

Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kebanyakan manusia juga tidak menyadari apa kelebihannya dan kekurangannya. Sama seperti yang aku lakukan disini. Aku tidak tahu harus menulis apa tentang diriku. Bukan. Bukan tidak tahu seperti apa diriku ini. Aku hanya tidak tahu bagaimana aku memulainya. Apakah aku harus menceritakan bagaimana kekuranganku? Atau aku menceritakan bagaimana kelebihanku? Setiap hidup haruslah menghadapi kesusahan terlebih dahulu untuk mencapai kesenangan, karena alasan inilah aku akan mencerita bagaimana kekuranganku.

Aku adalah orang yang sangat moody. Aku adalah orang yang sangat mudah berubah mood-nya. Ketika aku sedang merasa senang dan tiba-tiba ada yang membuatku marah, seketika mood aku memburuk. Tetapi, seketika itu juga mood aku membaik. Hahaha... Tidak. Aku bukan orang yang mengalami gangguan mood. Aku yang seperti itu tidak sering kok. Hanya pada saat waktu tertentu saja. Mungkin karena moody aku sangat terlihat di depan umum, temanku mengakuinya.
Aku adalah orang yang mudah panik. Buruknya, ketika aku panik aku bisa saja memarahi orang-orang terdekatku, atau aku menangis sambil sedikit berteriak. Yaa memang tidak semua hal aku mudah panik. Tetapi jika diangkakan (1-10, tidak panik - sangat panik), angka kepanikanku berada di angka 8 . Lagi-lagi temanku mengakuinya.
Aku adalah orang yang cuek. Aku tidak peduli dengan sekitarku, aku tidak peduli bagaimana penampilanku, aku tidak peduli dengan apa kata orang, aku juga tidak peduli apabila mereka membenciku, dan yang paling parahnya aku suka tidak peduli tentang permasalahan teman. Hingga terkesan, aku ini orang yang tidak memiliki empati.
Aku adalah orang yang egois. Aku terlalu cuek dengan sekitarku karena aku terlalu memikirkan diriku sendiri. Memang kekuranganku yang satu ini jarang sekali aku tunjukkan di depan teman-temanku. Aku hanya bisa menjadi egois di depan keluarga dan pacarku.
Aku adalah orang yang pelit. Berat rasanya meminjamkan sesuatu ke orang lain atau hanya untuk memberi uang kepada pengemis aku enggan mengeluarkan uang. Teman-temanku menganggap aku adalah manusia yang hedon, adalah manusia yang senang menghambur-hamburkan uang. Tetapi mereka tidak tahu, untuk keperluan diriku sendiri saja aku berpikir sampai dua kali untuk membelinya. Memang kata teman-temanku, aku terlihat dari penampilan seperti orang "berada", tetapi itu hanya kelihatannya saja. Pakaian yang aku kenakan murah meriah. Mungkin memang pembawaanku "wah". Hahaha... Ya, ini juga termasuk kekuranganku, aku manusia yang sombong.

Tetapi, dibalik beberapa kekuranganku, aku memiliki segudang kelebihan.
Di balik aku yang moody, aku adalah orang yang penyabar. Teman-temanku tidak mengetahui bahwa aku adalah orang yang sabar. Ketika aku mendapati suatu masalah yang membuatku rasanya ingin marah, aku masih bisa menahan amarahku melebihi teman-temanku (Ya mungkin saja). Ketika ada suatu hal yang membuatku bersedih, aku berusaha sabar dan tetap tersenyum dan bersikap konyol di depan teman-temanku.
Aku tidak selamanya mudah panik. Terkadang aku bisa menjadi orang yang paling tenang ketika sedang dibawah tekanan. Bahkan, aku bisa membantu orang lain untuk bersikap tenang ketika suasana sedang mendesak. Hanya teman dekatku saja yang mengetahui bahwa aku adalah orang yang bisa tenang ketika mereka tahu bahwa kondisi tersebut membuatku panik.
Aku juga tidak selamanya bersikap egois. Aku juga bisa mengalah agar tidak terjadi pertikaian antara aku dengan teman-temanku, aku dengan pacarku, aku dengan saudaraku. Aku merasa ketika usiaku telah menginjak 20 tahun, aku harus menjadi manusia yang dapat menahan id di dalam diri aku. Aku harus bisa bersikap dan berpikir dewasa.
Aku tidak selamanya cuek. Aku juga memikirkan dan mendengarkan bagaimana pandangan mereka tentang diriku. Aku juga tidak selalu menjadi manusia yang tidak peduli lingkungan sekitar. Aku juga tidak selalu menjadi manusia yang tidak memiliki pengertian dan kepedulian. Terkadang aku bisa menjadi manusia yang paling pengertian dan peduli. Ketika orang banyak tidak bisa menerima orang itu, disitu aku bisa menjadi manusia yang paling mengerti bagaimana orang tersebut.

Selain dari yang aku ceritakan di atas, aku ingin menambahkan..
Aku ini adalah orang yang perfeksionis. Teman dekatku pernah mengatakan hal tersebut kepadaku, karena menurut dia aku adalah orang yang paling tekun dalam mengerjakan tugas dan paling ingin terlihat bagus.
Aku ini adalah orang yang perhatian. Ketika adikku memikirkan ia ingin kuliah jurusan apa, aku pun sering menanyakan, membantunya, dan memberi masukan yang sebaik-baiknya.
Aku ini adalah orang yang tidak begitu pintar bergaul. Terkadang aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana dengan orang baru. Selain itu juga, aku tidak begitu senang berada dikeramaian. Aku senang menghabiskan waktuku di dalam kamar hanya sekedar bernyanyi atau nonton youtube.
Aku ini....
Aku ini......
Aku ini........

Masih banyak lagi sebenarnya, tetapi hanya ini saja yang bisa aku bagi di blog ini. Maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian dan penulisan. Aku ini hanyalah manusia yang masih belajar...

danke....

Friday, March 20, 2015

Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal

Halo.. Selamat siang, good afternoon, shang wu hao, konichiwa, guten tag..
Siang ini aku mau mempost refleksi diri materi Hubungan Antar Person yang keempat dan kelima. Karena satu tipe maka aku jadikan 1 postingan.

Mohon dibaca dan dikomentari yaa...

========================================================================

Hai, namaku Dina Permata Sari. Keluargaku biasa memanggilku Ayi dan teman-temanku atau orang luar lainnya memanggilku Dina. Bulan Januari yang lalu, tepatnya tanggal 16 aku mulai menginjak usia 21 tahun. Bukan usia yang muda lagi, melainkan usia yang mulai menginjak kematangan dalam berpikir, pribadi, dan bertindak. Saat ini aku tengah menempuh semester 8 di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya. Peminatan yang aku ambil adalah psikologi klinis.

Aku terlahir di kota Padang, Sumatra Barat. Dari bayi sampai aku lulus SMP aku disana dan ketika aku memasuki SMA aku pindah ke Palembang, Sumatra Selatan. Well, sebenarnya nggak begitu beda orang Padang dengan orang Palembang, yang membedakan hanyalah bahasa dan tingkat kekasaran dalam berbicara. Aku sempat shock tinggal di Palembang. Mereka berbicara ketus, terkesan menyentak menurut pendengaranku.

Cukup setahun lamanya aku mulai terbiasa dengan itu semua. Aku bisa mengikuti alur mereka. Ditambah lagi aku sempat berpacaran dengan orang Palembang. Pada awalnya sering kami terjadi kesalahpahaman. Maksudnya ia tidak bermaksud menyentakku, tapi aku ngerasa aku sedang dibentaknya. Hingga akhirnya aku pun terbiasa mendengar suara mereka yang keras, terkesan mendominasi, dan tutur katanya yang sedikit terdengar kasar. Aku bisa mengerti karena teman-temanku juga demikian, pacar teman-temanku juga demikian, dan guru di sekolahku pun juga demikian. Tetapi sayangnya hanya 1, mereka tidak bisa menerima bagaimana bentuk wajahku. Aku sudah terlahir dengan wajah yang tidak ramah. Bukan berarti aku tidak pernah tersenyum. Aku orangnya senang tersenyum, tetapi ketika sendirian, sedang serius, atau sedang memperhatikan guru menerangkan, aku terlihat sedang mengintimidasi mereka (menurut mereka). Sedih rasanya.. Bahkan aku sempat  dua kali dipermalukan di depan kelas oleh guru yang sama. Awalnya aku biasa saja dipermalukan olehnya, bahkan sempat diusir dari kelas karena wajahku. Tapi lama kelamaan teman-teman baikku mau memberitahuku bahwa aku harus rajin tersenyum. Maka aku pelan-pelan berubah, mau tersenyum sendiri meskipun sedikit dipaksakan. Dipermalukan yang kedua pada saat aku kelas tiga. Aku terlambat masuk kelas karena aku kehilangan kunci loker untuk mengambil buku. Maka aku ke kelas sebelah untuk meminjam buku. Saat aku masuk kelas, aku mengetuk, meminta maaf karena telat, dan tidak lupa senyuman. Bukan kalimat yang enak aku dengar, melainkan kalimat-kalimat yang menyakitkan hati aku. Di depan kelas aku dibilang "Rai kau busuk! Aku dak seneng samo kau ado di kelas aku! Dak katek senyumnyo!". Tersentak dibuatnya. Aku terdiam. temenku membelaku, ia mengatakan bahwa aku ada tersenyum di depannya, tapi guruku membantah. "Dak usah kau bela dio! Rai busuk cak itu dak katek senyumnyo di depan aku!". Aku cuma bisa menunduk. Aku cuma bisa menangis. Aku cuma bisa berdiam diri. Dan aku cuma bisa bersabar...

Lulus dari SMA, aku melanjutkan sekolah di Surabaya. Beda suasana, beda budaya, beda karakter orangnya. Di sini, aku berusaha menjadi orang yang baru. Seseorang yang mau tersenyum, seseorang yang ramah dalam bertutur kata, seseorang yang lebih tenang dalam berbicara. Tapi ternyata sama saja. Aku tetap dinilai orang yang jutek dan kalau berbicara kasar. Orang-orang sering salah paham dengan nada bicaraku. Aku sampai heran katanya orang Surabaya adalah orang yang kasar, tetapi kenapa kalau aku berbicara mereka langsung mengatakan "Wah, si Dina kasar"?

Well, sebenarnya aku nggak begitu percaya dengan slogan "Wong Suroboyo itu kasar", soalnya aku ngelihat teman-temanku kalau berbicara sama temen perempuan, nada bicara mereka lebih pelan dan halus. Beda dengan cowok Palembang yang terkesan mengintimidasi perempuan dengan nada yang kasar dan keras. Aku juga beruntung sekarang pacaran dengan orang Jawa:). Dia nggak pernah kasar sama aku dan sangaaaaat penyabar. hahaha

Sejak aku pacaran dengan pacarku ini, hari-hariku kembali suram. Aku dibilang nggak sopan sama teman-temannya karena wajahku yang terkesan tidak ramah. Gara-gara itu aku sempat bertengkar dengan pacarku. Dia memaksaku untuk berubah. Aku sudah bilang bahwa aku pelan-pelan mulai berubah. Aku sudah merubah diriku sejak SMA dulu. Ini sudah bawaan fisik aku, gimana aku bisa berubah lagi? Apa aku harus operasi plastik?

Pulang dari pertengkaran itu aku menangis dan mengadu ke mamaku. "Kenapa hidupku terasa tidak adil? Kenapa Allah memberiku wajah yang jutek? Padahal aku udah mulai merubah pelan-pelan dengan rajin tersenyum. Kenapa aku terlahir dengan nada bicara yang terdengar ketus dan keras? Padahal aku sudah mulai pelan-pelan berbicara tenang dan satun. Kenapa?". Mamaku mengatakan padaku, "Siapa pun kamu jadilah dirimu sendiri, berubah menjadi lebih baik itu bagus, tapi berubah menjadi orang lain itu tidak baik. Bersyukurlah kamu dilahirkan seperti ini, dengan begini kamu bisa menemukan siapa orang yang benar-benar mengerti dan tulus berteman sama kamu. Cuek saja dengan mereka yang suka menghina tanpa membantumu membenah diri."

Setelah dikasih tahu mamaku begitu, rasanya hati ini plong. Ditambah lagi mamaku memanggil pacarku ke rumah untuk membicarakan seperti apa diriku ini. Untungnya pacarku bisa mengerti bagaimana aku ini. Watak asliku memanglah yang seperti ini. Aura wajahku memanglah seperti ini. Aku tidak bermaksud kasar, tidak bermaksud membuat wajahku menjadi jutek. Aku orangnya suka berteman, suka tertawa, suka tersenyum, mungkin memang sudah karakter wajahku dan nada bicaraku yang seperti ini.

Tidak lama kemudian, baru saja semester 6 yang lalu, salah satu dosen klinis membicarakanku di depan anak-anak magang UPP. Dia mengatakan "Si Dina itu nggak bisa senyum? Males aku lihat wajahnya tiap di kelas". Aku mendapat laporan dari temanku yang juga magang UPP. Baru saja hari itu dibicarakan langsung disampaikan ke aku. Aku hanya bisa tertawa. Aku sudah tidak peduli. Cukup tahu saja seorang dosen yang sudah berprofesi psikolog dan selalu menggembor-gemborkan kata "Individual Differences" malah asal menjugde dari wajahnya saja.

Aku mulai terbiasa dengan semua ini. Orang-orang banyak mengira aku jutek dan kasar, aku sudah tidak begitu mempedulikannya. Memang sudah jadi label diriku begitu. Tetapi setidaknya aku memiliki teman yang benar-benar tulus dan mengerti siapa diriku walaupun hanya segelintir..

Tuesday, March 3, 2015

Dasar Filosofi & Motivasi Sosial

Selamat malam, pembaca. Jumpa lagi dengan Dina, si tukang corat-coret blog ini. Hehehe...

Kita hidup di dunia ini pasti dong saling berinteraksi dengan manusia lainnya? Memang pada umumnya kita adalah makhluk sosial. Nah, kalian pernah nyadar nggak sih untuk apa kalian berinteraksi atau ngobrol-ngobrol dengan sosial kalian? Kalian udah ngobrol dengan berapa orang pada hari ini? Hari ini kalian pertama ngobrol dengan siapa? Tujuannya buat apa? Pernah nggak terpikir begitu? Well, aku baru kepikiran akan hal ini karena pada hari ini di kelas Hubungan Antar Person, kami membahas tentang dasar filosofi dan motivasi sosial. Di dalam teori tersebut ada beberapa dasar filosofi kenapa manusia mau melakukan interaksi sosial, yaitu:

1. Dasar kesehatan mental
Yaitu seseorang mau berinteraksi karena untuk memenuhi kebutuhan mental mereka. Dengan seringnya berinteraksi dengan orang lain, mereka merasa pikiran dan mental mereka menjadi sehat (kayaknya sih gitu pengertiannya. Menurutku loh ya. Maaf kalo salah. hehe)
2. Dasar kualitas hidup
Yaitu seseorang ketika semakin dikenal atau semakin dipandang oleh orang lain, ia menganggap hal itu merupakan suatu yang baik untuk hidupnya
3. Dasar Kesehatan fisik
Yaitu ketika seseorang mampu mengekspresikan perasaannya atau apa yang ada dipikirannya, orang tersebut akan merasa sehat
4. Dasar aktualisasi diri
5. Dasar eksistensi diri
Yaitu dasar sebagai manusia dan menjadi manusia
6. Bagian dari tugas perkembangan

"Dina, dasar filosofi kamu mau berinteraksi apaan sih?"

Hmm... Aku kalau menjawab ya aku memiliki dasar eksistensi diri. Seperti misalnya, selain aku bersosial dengan manusia lainnya, aku juga bersosial melalui blog dan media sosial. Aku teringat dengan perkataan salah satu dosen Unair, Inisialnya Pak Cholichul (nggak ketebak kan? Sip :p). Beliau selalu berkata "Hee, kita sebagai manusia harus eksis. Anda itu harus dikenal minimal di 5 benua. Menulis adalah cara anda untuk eksis dan berinteraksi dengan mereka"
Begitulah kira-kira yang beliau katakan. Jadi aku berinteraksi dengan orang lain, karena aku merasa aku menjadi manusia seutuhnya. Manusia Sosial..

Oke?
Lanjut!
Tadi udah tentang dasar filosofinya, lalu dasar kebutuhannya kita mau berinteraksi dengan orang lain apa dong?

Di kelas Hubungan Antar Person tadi pagi juga membahas tentang kebutuhan seseorang akan bersosial atau motivasi seseorang untuk bersosial atau disebut dengan motivasi sosial. Karena banyak banget kebutuhan manusia mau bersosialisasi, aku ceritain aja kebutuhanku apaan, oke?

Sebenarnya nggak semua sih kita berinteraksi sosial dikarenakan ada kebutuhan apa-apa, ada yang cuma sekedar say hello. Ya aku nggak bakal bahas yg itu, aku bakal bahas interaksiku seharian ini. 
Pagi tadi pukul 8 pagi, di kelas Hubungan Antar Person, aku dan temanku membicarakan tentang tempat duduk di kelas itu. Aku mengajak mereka untuk duduk di urutan ke dua dari depan, tapi tempat duduk tersebut udah penuh, daripada aku duduk di depan sendiri ya udah aku duduk ikut dengan mereka. 
Terus yang kedua aku pergi ke rumah makan padang, disana aku berinteraksi singkat dengan penjualnya. Udah direncanain sih mau makan nasi padang, soalnya udah lamaaaa banget nggak kesana, ke tempat langgananku.
Terus kekenyangan akhirnya tidur selama 4 jam, bangun-bangun udah jam 5, ngeprint proposal buat bimbingan besok, terus aku ngepost di path tentang apa yg aku rasakan . Senang sih ada yang menanggapi.
Terus jam 8 malam pergi keluar beli nasi goreng langganan. Interaksi singkat lagi dong dengan penjualnya. Hahahaha
Dan yang terakhir adalah menulis blog ini. Menurutku ini juga interaksi sosial loh. Aku yang menyampaikan ide dan perasaan, kalian yang membaca dan mengomentari di kolom "komentar".

Sooooo....~ Dengan seharian interaksi ini, aku akan menganalisa kebutuhan interaksi sosialku.
Pertama, kebutuhan self esteem dan ego identity
Kedua, kebutuhan biological
Ketiga, kebutuhan altuirsm
Keempat, kebutuhan biological
kelima, kebutuhan altuirsm

Yang artinya adalaaaaaah....
Kebutuhan self esteem dan ego identity adalah in group dan out group yang akan menumbuhkan self image seseorang. Kebutuhan alturism adalah kebutuhan untuk membagi perasaan dan perilaku empati, dan kebutuhan biological adalah kebutuhan akan makanan.

Yap, begitulah kira-kira. Makasih udah membaca dan jangan lupa komennya yaaa...

Tuesday, February 24, 2015

Kuliah Hari Pertama di Semester 8

Halo Halo Halo Holaaaa~

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah di semester ini. Doain aja semoga ini adalah semester terakhir aku kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya tercinta ini. Huahahahahaha.. Well okay, hari ini jam 8 pagi tadi aku kuliah Hubungan Antar Person (haper). Hari pertama seperti biasa memberikan kontrak selama perkuliahan. 

Jadi kuliahnya berbeda seperti mata kuliah lainnya. Pemberian materi diberikan melalui presentasi tapi presentasinya ke kelompok-kelompok lain. Jadi nggak seperti presentasi biasa (Kalo kata bu dosenku tadi metode jig saw). Ya gitulah, aku lupa juga sih metode itu kayak gimana (That's why aku ngambil matkul psikologi belajar lagi. hihiihihi. nggak deng, aku ngulang biar lebih bagus nilainya gitu).

Nah, kuliah ini terdapat 8 materi yaitu:
1. Self Disclosure
2. Keterampilan berkomunikasi verbal
3. Keterampilan berkomunikasi non verbal
4. Keterampilan dalam presentasi dan menerangkan
5. Keterampilan dalam membangun image dan presentasi diri
6. Keterampilan bernegoisasi
7. Keterampilan dalam manajemen konflik
8. Pengembangan sosial skill seorang sarjana psikologi

Dari 8 materi ini tentu di kelas terdapat 8 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Terus aku dapat kelompok "keterampilan dalam presentasi dan menerangkan". Pengennya sih dapet self disclosure atau keterampilan komunikasi, tapi ya udahlah syukuri aja. hehehe

Kalian tahuuuuuu???? Sekali lagi aku diminta untuk menulis blog!! Sama seperti matkul Humanistik kemarin. Tapi bedanya kalo humanistik yang di post hanya UTS dan UAS aja, sedangkan kalo Haper usahakan tiap minggu ngepost di blog sesuai dengan materi kuliahnya. Jadi, dengan kata lain suruh nulis diary. Ah, ini mendorongku untuk semakin rajin menulis.
Terus juga nantinya kita disuruh bikin modul pelatihan gitu. Pas akhir-akhir mau UAS baru penerapan modul.

Aku senengnya juga kuliah ini, kelasnya isi muridnya dikit jadi 1 kelompok juga dikit jadi menurutku nggak terlalu riweh nantinya. Itu aku senengnya.

Yap! Semoga di hari pertama kuliah di minggu pertama menjadi hari-hari yang baik untuk kedepannya hingga aku menyandang gelar S. Psi . Aamiin semester ini terakhir. Ganbatte!

Wednesday, January 28, 2015

Anak Psikologi Bisa Ngukur Tensi Layaknya Anak Kedokteran Loh!

Halo haloooo... Udah lama ya aku nggak muncul di blog? Haha iya nih kemaren-kemaren belum ada kepikiran mau ngetik apa. Saking lamanya nggak ngetik di blog sampe berdebu gini nih. Bentar aku sapu dulu ya..
Oh iya, sekarang udah tahun 2015 ya? Aku belum nyapa ya di blog pertama 2015 aku? Okelah ini udah disapa kan? Hahaha. Tahun 2015, Umur baru, semester baru, gaji baru, sekolah baru, pacar baru (eh?). Pokoknya di tahun 2015 semua yang menjadi resolusi di tahun-tahun sebelumnya bisa terlaksana di tahun ini yaa. Aamiin...

Nah, kali ini aku mau ngetik tentang salah satu kegiatan KKN aku aja ya (iya nih aku lagi masa KKN sampe bulan Februari nanti. doain lancar jaya yaa). Salah satu kegiatan KKN yang paling menyenangkan adalah "Cek Tensi dan Gula Darah Untuk Para Manula". Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga KKN aku yang dilaksanakan pada 21 Januari 2015 dan kalian tau, aku kedapetan bagian yang ngukur tensinya. Jadi awalnya gini....



Sebelumnya, malem jam berapa gitu aku lupa. Pokoknya sekitar jam 8. Aku dateng ke rumah temen KKN aku. Soalnya emang udah janjian ngumpul disana. Kucuk kucuk kucuk naik taksi, sampainya aku disana ternyata cuma ada lima orang (termasuk pemilik rumah) yang hadir. Dari 14 anak cuma 4 orang yang dateng. Ya udah deh aku langsung ditawarin "Dina coba diajarin ngukur tensi". Ya udah aku coba ngukur tensi. Sebenarnya sih aku bisa nebak-nebak cara ngukur tensi gimana secara aku selalu di cek tensinya. Saking seringnya diukur sampe tau gimana cara bacanya. Cuma ya tetep aja nggak tau-tau banget.

Ya gitu, aku belajar ngukur. Semua penghuni di rumah tersebut aku ukur tensinya. Hahaha... Temen-temen aku yang bagian cek gula darah juga belajar gimana cara ngeceknya dan jariku yang jadi sasarannya. Nggak apa-apa sih. Akunya aja yang menawarkan diri. Terbiasa ditusuk-tusuk jarum (keseringan sakit sih). Gitu deh. Cuma sejam terus aku pulang.

Besok paginya mulai beraksi. Acara dimulai jam 8 pagi. Jam 8 lebih beberapa menit udah dateng pasien pertama. Sekitar tiga atau empat orang deh yang dateng. Awalnya rada ribet masang stetoskop (soalnya aku pake kerudung sih, jadi rada susah masukin ke telinga). Terus nyari nadi, pencet-pencet, denger denyutnya. Nah! Denger denyutnya yang rada susah, jadi patokanku getaran di jarum tensinya aja. Hihihihi.. Udah selesai ngukur, rempong lagi ngelepasin stetoskop dari telinga.


*Foto yang ini masih rada sepi pasien


Selang beberapa waktu kemudian, kira-kira satu jam mulai deh bejibun yang datang. Nonstop pula! Ada yang 120/90 ada yang 140/100 bahkan ada yang 160/110 (Ini tensinya pak lurah. Aku yang ngukur). Terus juga sebelumnya aku tanyain dong "Pak, tensi terakhir berapa?". Di jawab sama bapaknya "110/70". Terus aku ukur dong, eh tau-tau jadi 140/90.. Namanya juga masih belajar aku pikir kok tensinya tinggi banget. Bapaknya ngeliat aku rada nggak percayaaa :'( . Aku udah ngukur sampe 4 kali hasilnya tetep segitu. Ya emang sih aku harusnya nanya "makan apa pagi ini? Semalam tidurnya cukup? Suka stress nggak akhir-akhir ini.. blablabla" ya itulah pokoknya dan nyaranin jangan makan itu jangan makan itu. Aku pengennya gitu, tapi bapaknya mukanya udah kayak nge-cuih gitu ke aku. Ya udah deh aku langsung aja suruh ke cek gula darah. 


*Tenang.. Bukan yang ini kok bapaknya. Ini kondisi lagi rame-ramenya. Nggak keliatan emang, tampak belakang soalnya -.-


*Ini mulai rada sepi. Itu bapak dan ibuknya datengnya juga rada belakangan sih

Ya gitu.. Kurang lebih 1,5 jam deh ramenya.. Terus akhirnya kita pun bernyanyi bersama dengan para manula. Nyanyi marsnya mereka.. 


*Ini nyanyi bersama~

Hihihi... Seru bangeeeet....



Foto kenang-kenangan bersama Karang Weda Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya

Thursday, January 22, 2015

Rezeki?? (percaya & yakin)



Tadi aku membahas sesuatu di Line bersama temenku, Andaru. Kami membahas tentang rezeki. Kita selalu mendengar nasehat "Jangan berbuat maksiat, nanti pintu rejeki ketutup". Terlintas dibenak aku, kenapa? Ada tuh yang selalu berbuat maksiat bahkan menyekutukan Allah tetapi rejekinya lebih baik daripada mereka yang selalu beribadah, tidak berbuat maksiat, pokoknya jalannya lurus-lurus aja. Aku mempertanyakan itu. Sempat terlintas untuk mempermasalahkan, tetapi aku yakin pasti ada jawabanya. Temanku hanya memberi jawaban "yakin dan percaya sama Allah". Menurut aku itu bukan jawaban yang mau aku dapat. Aku mau sesuatu yang jelas dan bisa dimasuk akal.

Hingga pada akhirnya masuk waktu sholat magrib. Di dalam doa seusai sholat aku berdoa seperti berdikusi dengan Allah, aku bertanya "Kenapa ya Allah? Maaf jika aku bertanya yang sepertinya tidak pantas tapi aku benar-benar ingin tahu jawabannya apa. Karena itu menjadi tanda tanya yang besar di otak aku". Terus terus dan terus memikirkan itu sambil bermain games.

Terlalu dipikir sampai sholat Isya pun masuk. Mandi lalu mengambil wudhu. Seusai ambil wudhu, ntah darimana aku tiba-tiba tahu jawabannya. Aku Tahu Jawabannya! Selama berinteraksi sama Allah aku merasakan kegembiraan atas jawaban yang aku dapat. Jawabannya itu adalah.....

Semua yang ada di dunia ini adalah sementara. "Ingat, Yi. Kamu selalu berdoa meminta sama Allah jauhkanlah dari fitnah dunia. Materi adalah fitnah dunia. Orang yang rejekinya berlimpah itu sudah terlena dengan fitnah dunia. Lagian, kamu yakin kan dengan hari di akhirat nanti? Kita di dunia lagi ujian, lagi menabung amal, bukan menabung materi. Percaya dan yakinlah dengan balasan yang Allah kasih kepada orang-orang yang terus mendekatkan diri kepada Allah, bukan terlena dengan duniawi."

Alhamdulillah. Menurutku itulah jawaban yang aku dapat secara tiba-tiba. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah.Ampuni aku jika aku terlupa akan kekuasaanmu, ya Allah:(

Tidak lama, temanku melihat tweetku dan ia pun menghubungiku via line untuk menjawab pertanyaanku yang membuat jawaban, pemahaman, dan keyakinanku semakin bertambah, Ini chat dari temenku....


gambar 1



gambar 2



gambar 3



gambar 4



gambar 5


gambar 6


Mungkin menurut kalian jawaban temenku terpaut jauh dari pertanyaanku tapi cobalah baca lagi. Justru kunci yang di dapat adalah Allah itu maha adil. Sesuatu yang terlihat baik di dunia belum tentu baik di akhirat. Ingat, jangan sampai terlena dengan dunia.

Jadi jawabannya apa, Dina? Jawabannya adalah percaya dan yakin sama Allah maha adil. Rejeki yang baik adalah rejeki yang dihasilkan oleh orang yang mau berusaha dengan cara yang halal, bukan dengan cara yang maksiat. Kaya di dunia miskin di akhirat emang mau? Mending cukup tapi perbuatan kita jauh dari maksiat daripada banyak tapi membutakan hati dan pikiran, bahkan sampai mendewakan uang. Nau'zubillah min zalik (kami berlindung dengan Allah dari perkara buruk tersebut menimpa kami)
Powered by Blogger.